tag:blogger.com,1999:blog-27227503739843251062023-11-15T10:37:06.562-08:00Memanfaatkan waktu luangantohttp://www.blogger.com/profile/15418953876672533219noreply@blogger.comBlogger141125tag:blogger.com,1999:blog-2722750373984325106.post-80542442494322942562018-01-07T22:09:00.001-08:002018-01-07T22:09:36.816-08:00Pemimpin Baru<a href='http://www.nomor1.com/udind1183/pemimpin-baru.htm'><img style='max-width:100%; height:auto' src='http://www.nomor1.com/img/cover/14.jpg' alt='Pemimpin Baru Cerita Motivasi dan Inspirasi Nomor 1' align='left' hspace='10'></a><p>
Kita paham bahwa Indonesia sedang dalam proses persalinan massal. Para pemimpin-pemimpin baru sedang dilahirkan. Mereka yang dalam proses perebutan kekuasaan tahun-tahun ini akan digantikan oleh orang-orang yang sama sekali baru dalam satu dekade ke depan. Zaman baru telah datang dan tak bisa dihindari. Dan zaman baru meminta pemimpin-pemimpin baru.</p>
<p>Tentang pemimpin baru, John Scully, mantan CEO Apple Computer, pernah mengatakan bahwa, “Para pemimpin baru menghadapi ujian baru, misalnya bagaimana ia dapat memimpin orang yang tidak pernah memberi laporan kepadanya––orang-orang yang berada di organisasi lain, di Jepang dan Eropa, bahkan para kompetitor. Bagaimana Anda dapat memimpin di lingkungan yang padat ide dan berisikan jaringan-jaringan yang interdependen ini? Ini memerlukan seperangkat keterampilan yang sama sekali baru, yang berbasis pada ide-ide, orang-orang, dan nilai-nilai. Para pemimpin tradisional mengalami kesulitan untuk menerangkan apa yang sedang terjadi di dunia, karena mereka mendasarkan penjelasannya pada pengalaman.”</p>
<p>Pernyataan singkat di atas sarat makna. Mari kita telusuri beberapa di antaranya. Pertama, kepemimpinan yang bertumpu semata-mata pada pengalaman tidak lagi dapat diandalkan. Kita tidak sedang bergerak ke belakang, ke tempat pengalaman itu terjadi (terra firma). <br><i>... baca selengkapnya di </i><b><a href='http://www.nomor1.com/udind1183/pemimpin-baru.htm'>Pemimpin Baru Cerita Motivasi dan Inspirasi Nomor 1</a></b>antohttp://www.blogger.com/profile/15418953876672533219noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2722750373984325106.post-10249893757046357342018-01-07T13:54:00.001-08:002018-01-07T13:54:16.137-08:00Ditooo… Apa Lagi (Part 1)<a href='http://www.nomor1.com/udind1183/ditooo-8230-apa-lagi-part-1.htm'><img style='max-width:100%; height:auto' src='http://www.nomor1.com/img/cover/28.jpg' alt='Ditooo… Apa Lagi (Part 1) Cerita Motivasi dan Inspirasi Nomor 1' align='left' hspace='10'></a><p>Uahhhmmm… Dito menguap dengan malas. Pagi ini hawa dingin begitu menusuk, tapi yang begini malah asik buat bobo lagi. Eits… tapi ini sudah jam setengah tujuh saatnya bangun dan bersiap menuju tempat tugasnya. Proyek yang lagi dikerjakan kebetulan hanya berjarak tiga kilometer dari rumah sehingga cukup memanjakan Dito untuk bangun agak lebih siang dan bersiap lebih nyaman, karena waktu tempuh dari rumah ke proyek hanya memakan waktu sepuluh menit.</p>
<p>Oh iya temen-temen pasti belum mengenal siapa Dito, Dito adalah cowok imut berkaca mata minus, kelahiran dua puluh dua tahun yang lalu, baru setahun mengenal dunia kerja, setelah lulus tahun lalu sebagai sarjana Teknik Sipil jebolan sebuah universitas swasta ternama di kota Semarang.</p>
<p>Aktivitasnya sebagai pengawas lapangan menuntut badan yang selalu bugar, jadi wajar dong kalau hari ini setelah mandi, Dito menghabiskan sarapan dua piring nasgor buatan Bik Ipah. Itu bukan alasan juga kali ya… tapi alibi saja. Bukan karena lapar tapi memang karena <br><i>... baca selengkapnya di </i><b><a href='http://www.nomor1.com/udind1183/ditooo-8230-apa-lagi-part-1.htm'>Ditooo… Apa Lagi (Part 1) Cerita Motivasi dan Inspirasi Nomor 1</a></b>antohttp://www.blogger.com/profile/15418953876672533219noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2722750373984325106.post-21030124105476115492017-12-28T13:46:00.001-08:002017-12-28T13:46:10.717-08:00Pembuktian<a href='http://www.nomor1.com/udind1183/pembuktian.htm'><img style='max-width:100%; height:auto' src='http://www.nomor1.com/img/cover/11.jpg' alt='Pembuktian Cerita Motivasi dan Inspirasi Nomor 1' align='left' hspace='10'></a><p>Pendiam tapi menyenangkan, itulah aku, versi diriku sebulan yang lalu. Ya, andai saja mahasiswa jurusan sastra Indonesia itu tidak PKL (Praktek Kerja Lapangan) di sekolahku, tepatnya di kelasku. Hari ini harusnya ulangan bahasa Indonesia dari Ibu Dewi, guru favoritku. Namun nasibku sungguh malang, Ibu Dewi tidak bisa mengajar karena harus menghadiri rapat tiba-tiba yang diadakan di luar kota. Itu kata Pak Udi, pesuruh sekolah. Sebagai penggantinya, seorang mahasiswa yang harusnya praktek di kelas sebelah, dipindahkan praktek ke kelasku. Sebelum aku bernafas untuk ketidakhadiran Ibu Dewi, mahasiswa itu nyelonong ke kelas kami tampa menyapa atau sekedar basa-basi. Semua teman cewekku nampak terpukau karena mahasiswa itu adalah seorang cowok. Tidak ganteng menurutku, ia hanya menang memakai pakaian bermerk, yang meski tertutup jas prakteknya masih saja kelihatan. Dinda yang duduk di depanku tak henti-hentinya memuji.<br />
“Selamat pagi, adik-adik SMA!” ia baru menyapa, mungkin baru ingat.<br />
“Pagi Pak!!” balas mereka tapi tak termasuk aku. Aku diam saja di pojokan. Masa bodoh. Aku tetap asyik dengan novel hadiah dari Ibu Dewi. Aku berhenti di halaman 57.<br />
“Hey! Kamu yang duduk paling pojok!” makhluk itu bersua lagi. Pertanyaa <br><i>... baca selengkapnya di </i><b><a href='http://www.nomor1.com/udind1183/pembuktian.htm'>Pembuktian Cerita Motivasi dan Inspirasi Nomor 1</a></b>antohttp://www.blogger.com/profile/15418953876672533219noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2722750373984325106.post-4477617943335960882017-12-25T11:18:00.001-08:002017-12-25T11:18:52.555-08:00Diary Sahabatku Dinda<a href='http://www.nomor1.com/udind1183/diary-sahabatku-dinda.htm'><img style='max-width:100%; height:auto' src='http://www.nomor1.com/img/cover/22.jpg' alt='Diary Sahabatku Dinda Cerita Motivasi dan Inspirasi Nomor 1' align='left' hspace='10'></a><p>Hai… Namaku karin pagi ini aku berada di kamar sahabatku dinda, aku berdiri di balik jendela sambil menatap langit yang biru bersih. Biasanya di saat sepi seperti ini sahabatku dinda ada untukku. Tapi kini dinda telah tiada, aku selalu sedih jika mengingat kejadian itu, kejadian itu selalu membuatku merasa bersalah, seharusnya waktu aku hampir tertabrak mobil dinda tidak menyelamatkanku. Aku masih bertanya tanya kenapa waktu itu dinda menyelamatkanku, yang bisa aku lakukan hanya berterima kasih kepadanya, jika bukan karenanya mungkin aku sudah tidak ada di dunia ini.</p>
<p>Satu satunya benda yang menjadi kenanganku bersama dinda hanyalah kalung berliontinkan kunci yang ada di leherku ini, dinda memberikannya kepadaku sebagai tanda persahabatan, dan aku berjanji akan menjaga kalung ini dengan baik.</p>
<p>Hah… Aku merebahkan tubuhku di kasur dinda, saat aku hendak tidur, aku merasakan ada sesuatu yang keras berada di bawah bantal dan membuat kepalaku sakit. Aku membuka bantal tersebut dan aku melihat sebuah buku dengan gembok yang melindunginya, melihat gembok tersebut aku langsung melepaskan kalungku dan mencoba membuka gembok itu dengan liontin berbent <br><i>... baca selengkapnya di </i><b><a href='http://www.nomor1.com/udind1183/diary-sahabatku-dinda.htm'>Diary Sahabatku Dinda Cerita Motivasi dan Inspirasi Nomor 1</a></b>antohttp://www.blogger.com/profile/15418953876672533219noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2722750373984325106.post-66292601152050304882017-12-16T19:18:00.001-08:002017-12-16T19:18:14.232-08:00Pengamen Jalanan<a href='http://www.nomor1.com/udind1183/pengamen-jalanan.htm'><img style='max-width:100%; height:auto' src='http://www.nomor1.com/img/cover/17.jpg' alt='Pengamen Jalanan Cerita Motivasi dan Inspirasi Nomor 1' align='left' hspace='10'></a><p>Kuku yang biasa kugunakan untuk memetik senar gitar kini sudah mulai memanjang dan menampakkan setumpuk kotoran disana. Kotoran yang tampak lebih kotor dari setumpuk sampah di jalanan Ibu kota ini. Ku taruh gitar kecilku yang selalu menemani di setiap pagi dan siangku. Ku hitung receh demi receh yang berhasil kukumpulkan, berharap cukup untuk membeli sebungkus nasi dan segelas air minum untuk mengisi perutku dan adikku yang sedari tadi pagi sudah rewel tak terisi makanan.</p>
<p>Setelah membeli makanan, aku memakannya dengan berbagi separuh dengan Reza, adikku satu-satunya. Tiga tahun yang lalu, orang tua kami memiliki sebuah perusahaan besar, tapi karena di tipu habis-habisan oleh seorang investor nakal, maka raiblah semua harta benda kami. Tak ada sepeserpun uang yang bisa kami genggam. Dan satu tahun yang lalu, Ayah meninggal. Di susul dengan Ibu yang berangkat untuk mengadu nasib di luar negeri sebagai TKW. Meninggalkan kami berdua. Tapi sampai saat inipun tak ada kabar akan kembalinya Ibu. Sempat ada kabar angin bahwa Ibu sudah meninggal. Tapi entahlah, kebenarannya hingga saat ini belum aku ketahui.</p>
<p>Setelah menghabiskan makanan ini ditemani deru kendaraan bermotor dan asap-asap mengepul dari kenalpot, kami bergegas tidur beralaskan sebuah kain l <br><i>... baca selengkapnya di </i><b><a href='http://www.nomor1.com/udind1183/pengamen-jalanan.htm'>Pengamen Jalanan Cerita Motivasi dan Inspirasi Nomor 1</a></b>antohttp://www.blogger.com/profile/15418953876672533219noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2722750373984325106.post-60093708678953515232017-12-06T11:27:00.001-08:002017-12-06T11:27:50.373-08:00Ada Apa Dengan Sikap Ayah<a href='http://www.nomor1.com/udind1183/ada-apa-dengan-sikap-ayah.htm'><img style='max-width:100%; height:auto' src='http://www.nomor1.com/img/cover/26.jpg' alt='Ada Apa Dengan Sikap Ayah Cerita Motivasi dan Inspirasi Nomor 1' align='left' hspace='10'></a><p>Malam itu sungguh hening, aku tak bisa menyembunyikan kemarahanku saat itu, aku mencoba berbaring di tempat tidur dan memeluk bantal gulingku, berharap emosiku akan hilang. dalam pikiranku saat itu aku hanya memikirkan sikap ayah yang sore tadi memarahiku hanya karena aku meminta uang padanya, karena aku ingin membeli baju baru yang tadi siang aku lihat di sebuah tokok ketika aku pulang sekolah. aku sangat menyukai baju itu. tapi ayah malah menasehatiku dan berkata “jangan terlalu boros dalam hal uang, dan cobalah untuk menabung”. aku sempat mengadukan hal ini kepada ibu, tapi rupanya respon ibu terhadapku sama sekali tidak aku inginkan, ya.. ibu saat itu berpihak kepada ayah. dan berkata “turuti saja apa kata ayahmu, karena itu untuk kebaikanmu juga”.</p>
<p>Waktu menunjukan jam 20. 00 wib, aku pun langsung menarik selimutku dan tidur.<br />
Tepat pada pukul 6 pagi Matahari menyambutku pagi itu dengan cerah, tapi tidak dengan sikap ku pada ayah, pada saat itu aku masih marah terhadap ayah, tapi rupanya ayah seakan-akan tidak tahu tentang sikapku terhadapnya, entah dia berpura-pura tidak tahu atau… ah sudahlah aku sangat benci pada saat itu. aku langsung berpamitan pada ibu untuk berangkat sekolah.</p>
<p>Bel pulang pun berbunyi, karena tidak ada rencana apa-apa aku dan teman-temanku langsung pulang, ketika di perjalanan pulang lagi-lagi aku terbayang dengan baju kemarin di sa <br><i>... baca selengkapnya di </i><b><a href='http://www.nomor1.com/udind1183/ada-apa-dengan-sikap-ayah.htm'>Ada Apa Dengan Sikap Ayah Cerita Motivasi dan Inspirasi Nomor 1</a></b>antohttp://www.blogger.com/profile/15418953876672533219noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2722750373984325106.post-60888468737229503012017-12-04T01:45:00.001-08:002017-12-04T01:45:18.563-08:00Dan Ini Pun Akan Berlalu<a href='http://www.nomor1.com/udind1183/dan-ini-pun-akan-berlalu.htm'><img style='max-width:100%; height:auto' src='http://www.nomor1.com/img/cover/25.jpg' alt='Dan Ini Pun Akan Berlalu Cerita Motivasi dan Inspirasi Nomor 1' align='left' hspace='10'></a><p>Seorang petani kaya mati dan meninggalkan kedua putranya. </p>
<p>Sepeninggal ayahnya, kedua putra ini hidup bersama dalam satu rumah. Sampai
suatu hari mereka bertengkar dan memutuskan untuk berpisah dan membagi dua harta
warisan ayahnya. Setelah harta terbagi, masih tertingal satu kotak yang selama
ini disembunyikan oleh ayah mereka.</p>
<p>Mereka membuka kotak itu dan menemukan dua buah cincin di dalamnya, yang satu
terbuat dari emas bertahtakan berlian dan yang satu terbuat dari perunggu murah.
Melihat cincin berlian itu, timbullah keserakahan sang kakak, dia menjelaskan,
“Kurasa cincin ini bukan milik ayah, namun warisan turun-temurun dari
nenek moyang kita. Oleh karena itu, kita harus menjaganya untuk anak-cucu kita.
Sebagai saudara tua, aku akan menyimpan yang emas dan kamu simpan yang perunggu.”</p>
<p>Sang adik tersenyum dan berkata, “Baiklah, ambil saja yang emas, aku
ambil yang perunggu.” Keduanya mengenakan cincin tersebut di jari masing-masing
dan berpisah.</p>
<p>Sang adik merenung, “Tidak aneh kalau ayah menyimpan cincin berlian yang
mahal itu, tetapi kenapa a <br><i>... baca selengkapnya di </i><b><a href='http://www.nomor1.com/udind1183/dan-ini-pun-akan-berlalu.htm'>Dan Ini Pun Akan Berlalu Cerita Motivasi dan Inspirasi Nomor 1</a></b>antohttp://www.blogger.com/profile/15418953876672533219noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2722750373984325106.post-3538934449268188872017-11-07T20:00:00.001-08:002017-11-07T20:00:43.158-08:00Diantara Mahasiswa dan Dosen<a href='http://www.nomor1.com/udind1183/diantara-mahasiswa-dan-dosen.htm'><img style='max-width:100%; height:auto' src='http://www.nomor1.com/img/cover/29.jpg' alt='Diantara Mahasiswa dan Dosen Cerita Motivasi dan Inspirasi Nomor 1' align='left' hspace='10'></a><p>Jam menunjukkan pukul 08.00 WIB. Chintya Aryanto menuju ke ruang kelas perkuliahan dengan langkah gontai. Ketika sampai dalam kelas, Ibu Darmayanti, dosen matakuliah Pengantar Ekonomi Makro menyambut dengan nada sinis, “selamat sore,” diikuti dengan gelak tawa mahasiswa dalam kelas tersebut. Seolah sudah terbiasa dengan perlakuan tersebut, Chintya dengan cuek langsung menuju ke tempat duduk kosong di pojok kanan belakang kelas. Hari ini adalah hari pertama perkuliahan semester genap di Universitas Merah Putih Jakarta. Namun Chintya, salah satu mahasiswi Jurusan Ekonomi-Akuntansi yang kini menjajaki semester kedua perkuliahan sudah datang terlambat selama 60 menit. Pantas saja dosen bersikap ketus padanya. Selama perkuliahan pun, Chintya nampak tidak mempedulikan kicauan Ibu Darmayanti yang menyerukan permasalahan ekonomi makro. Chintya malah asyik menggambar-gambar dengan pensil 2B yang menari-nari di atas kertas A4. Tidak terasa, jam akhirnya berputar sampai pukul 09.00 WIB. “Sekian materi saya hari ini, sampai jumpa di pertemuan berikutnya,” kata Ibu Darmayanti mengakhiri perkuliahannya. “Ye <br><i>... baca selengkapnya di </i><b><a href='http://www.nomor1.com/udind1183/diantara-mahasiswa-dan-dosen.htm'>Diantara Mahasiswa dan Dosen Cerita Motivasi dan Inspirasi Nomor 1</a></b>antohttp://www.blogger.com/profile/15418953876672533219noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2722750373984325106.post-57844089226046737582017-10-29T20:00:00.001-07:002017-10-29T20:00:42.796-07:00Kenapa Harus Aku<a href='http://www.nomor1.com/udind1183/kenapa-harus-aku.htm'><img style='max-width:100%; height:auto' src='http://www.nomor1.com/img/cover/17.jpg' alt='Kenapa Harus Aku Cerita Motivasi dan Inspirasi Nomor 1' align='left' hspace='10'></a><p>Kehidupan itu sungguh suatu misteri. Banyak kejadian yang tak terduga yang terkadang menimpa kita. Itu lah yang aku rasakan, kejadian demi kejadian yang datang membawa kesedihan. </p>
<p>Aku putra sulung di keluargaku. Sebagai seorang anak aku ingin selalu bersama kedua orang tuaku, mereka yang menjaga dan mendidikku sehingga aku menjadi anak yang berbudi baik. Bahkan, dari tahun ke tahun aku selalu menjadi juara kelas, menjadi kebanggaan guru n di puji kesantunanku oleh orang-orang di sekelilingku. Itu semua berkat kedua orang tuaku… </p>
<p>Tapi keadaan berubah ketika aku duduk di kelas 2 smp. prahara rumah tangga yang membuat kedua orang tuaku harus bercerai. Aku tidak lagi bisa merasakan hangatnya keluarga. Rumah yang dulu bagiku adalah sebuah syurga, kini berubah jadi tempat gelap yang membosankan. Tak ada lagi kedamaian yang aku rasa. Tak ada lagi ayah yang dulu selalu mengajariku banyak hal tentang hidup, mengajariku menjadi lelaki yang tangguh. Tak ada lagi ibuku yang dulu selalu mengingatkanku untuk mengerjakan PR, menyiapkan buku sekolah. Tak bisa lagi aku lihat ibuku memasak makanan untukku…<br />
Aku kehilangan semua itu yang harusnya masih aku miliki. Dan aku pun harus melanjutkan hidup tanpa orangtuaku. aku memilih tuk tidak ikut ayah atau ibuku, karena saat itu aku kecewa pada keputusan yang mereka ambil. Entah berapa kali aku menangisi nasibku, aku selalu bertanya kenapa harus terjadi padaku?</p>
<p>Banya <br><i>... baca selengkapnya di </i><b><a href='http://www.nomor1.com/udind1183/kenapa-harus-aku.htm'>Kenapa Harus Aku Cerita Motivasi dan Inspirasi Nomor 1</a></b>antohttp://www.blogger.com/profile/15418953876672533219noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2722750373984325106.post-59629098907850991502017-10-19T10:45:00.001-07:002017-10-19T10:45:15.787-07:00Cobalah Untuk Merenung<a href='http://www.nomor1.com/udind1183/cobalah-untuk-merenung.htm'><img style='max-width:100%; height:auto' src='http://www.nomor1.com/img/cover/23.jpg' alt='Cobalah Untuk Merenung Cerita Motivasi dan Inspirasi Nomor 1' align='left' hspace='10'></a><p>Sediakan beberapa menit dalam sehari untuk melakukan perenungan. Lakukan di pagi hari yang tenang, segera setelah bangun tidur. Atau di malam hari sesaat sebelum beranjak tidur. Merenunglah dalam keheningan. Jangan gunakan pikiran untuk mencari berbagai jawaban. Dalam perenungan anda tidak mencari jawaban. Cukup berteman dengan ketenangan maka anda akan mendapatkan kejernihan pikiran. Jawaban berasal dari pikiran anda yang bening. Selama berhari-hari anda disibukkan oleh berbagai hal. Sadarilah bahwa pikiran anda memerlukan istirahat. Tidak cukup hanya dengan tidur. Anda perlu tidur dalam keadaan terbangun. Merenunglah dan dapatkan ketentraman batin.</p>
<p></p>
<p>Pikiran yang digunakan itu bagaikan air sabun yang diaduk dalam sebuah gelas kaca. Semakin banyak sabun yang tercampur semakin keruh air. Semakin cepat anda mengaduk semakin kencang pusaran. Merenung adalah menghentikan adukan. Dan membiarkan air berputar perlahan. Perhatikan partikel sabun turun satu persatu, menyentuh dasar gelas. Benar-benar perlahan. Tanpa suara. Bahkan anda mampu mendengar luruhnya partikel sabun. Kini anda mendapatkan air jern <br><i>... baca selengkapnya di </i><b><a href='http://www.nomor1.com/udind1183/cobalah-untuk-merenung.htm'>Cobalah Untuk Merenung Cerita Motivasi dan Inspirasi Nomor 1</a></b>antohttp://www.blogger.com/profile/15418953876672533219noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2722750373984325106.post-71768192169826565022017-10-15T12:01:00.001-07:002017-10-15T12:01:02.338-07:00Surat Dari Ibu<a href='http://www.nomor1.com/udind1183/surat-dari-ibu.htm'><img style='max-width:100%; height:auto' src='http://www.nomor1.com/img/cover/15.jpg' alt='Surat Dari Ibu Cerita Motivasi dan Inspirasi Nomor 1' align='left' hspace='10'></a><p>Wahai anakku,</p>
<p></p>
<p>Surat ini datang dari Ibumu yang selalu dirundung sengsara? Setelah berpikir panjang Ibu mencoba untuk menulis dan menggoreskan pena, sekalipun keraguan dan rasa malu menyelimuti diri. Setiap kali menulis, setiap kali itu pula gores tulisan terhalang oleh tangis, dan setiap kali menitikkan air mata setiap itu pula hati terluka?</p>
<p></p>
<p>Wahai anakku!</p>
<p></p>
<p>Sepanjang masa yang telah engkau lewati, kulihat engkau telah menjadi laki-laki dewasa, laki-laki yang cerdas dan bijak! Karenanya engkau pantas membaca tulisan ini, sekalipun nantinya engkau remas kertas ini lalu engkau merobeknya, sebagaimana sebelumnya engkau telah remas hati dan telah engkau robek pula perasaanku.</p>
<p></p>
<p>Wahai anakku? 25 tahun telah berlalu, dan tahun-tahun itu merupakan tahun kebahagiaan dalam kehidupanku. Suatu ketika dokter datang menyampaikan kabar tentang kehamilanku dan semua ibu sangat mengetahui arti kalimat tersebut. Bercampur rasa gembira dan bahagia dalam diri ini sebagaimana ia adalah awal mula dari pe <br><i>... baca selengkapnya di </i><b><a href='http://www.nomor1.com/udind1183/surat-dari-ibu.htm'>Surat Dari Ibu Cerita Motivasi dan Inspirasi Nomor 1</a></b>antohttp://www.blogger.com/profile/15418953876672533219noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2722750373984325106.post-35707541553746740932017-10-12T00:09:00.001-07:002017-10-12T00:09:53.804-07:00Mengukur Potensi<a href='http://www.nomor1.com/udind1183/mengukur-potensi.htm'><img style='max-width:100%; height:auto' src='http://www.nomor1.com/img/cover/17.jpg' alt='Mengukur Potensi Cerita Motivasi dan Inspirasi Nomor 1' align='left' hspace='10'></a><p>
Apakah Anda berpotensi untuk menjadi wirausaha handal? Saya tidak tahu. Tetapi bila Anda bertanya-tanya apakah Anda dapat mengetahui seberapa jauh Anda berpotensi, mampu atau berbakat untuk menjadi wirausaha handal, maka cobalah menjawab sejumlah pertanyaan berikut :</p>
<p>* Apakah Anda lebih suka bekerja dengan para ahli untuk mengejar prestasi?
* Apakah Anda tidak takut mengambil risiko, tetapi akan berusaha berusaha menghindari risiko tinggi bila dimungkinkan?
* Apakah Anda cepat mengenali dan memecahkan masalah yang dapat menghalangi kemampuan Anda untuk mencapai tujuan?
* Apakah Anda tidak akan mengijinkan kebutuhan akan status mengganggu misi bisnis Anda?
* Apakah Anda rela berkorban dan bersedia bekerja dengan jam kerja yang panjang untuk membangun bisnis Anda?
* Apakah Anda memiliki rasa percaya diri yang tinggi untuk mencapai keberhasilan?
* Apakah Anda tidak membolehkan hubungan emosional mengganggu bisnis Anda?
* Apakah Anda menganggap struktur organisasi sebagai satu halangan untuk mencapai sasaran ya <br><i>... baca selengkapnya di </i><b><a href='http://www.nomor1.com/udind1183/mengukur-potensi.htm'>Mengukur Potensi Cerita Motivasi dan Inspirasi Nomor 1</a></b>antohttp://www.blogger.com/profile/15418953876672533219noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2722750373984325106.post-78884817674391489792017-10-09T17:00:00.001-07:002017-10-09T17:00:48.979-07:00Otak dan Perilaku<a href='http://www.nomor1.com/udind1183/otak-dan-perilaku.htm'><img style='max-width:100%; height:auto' src='http://www.nomor1.com/img/cover/18.jpg' alt='Otak dan Perilaku Cerita Motivasi dan Inspirasi Nomor 1' align='left' hspace='10'></a><p>Selama ini, para ahli ilmu kejiwaan selalu ber-asumsi bahwa perilaku kita selalu ditentukan oleh pengaruh lingkungan. Adalah mashab behaviorisme yang pertama kali meng-klaim hal ini. Dan mashab yang lahir di negeri Paman Sam ini kemudian menyebar ke seluruh penjuru dunia, Bahkan teori pendidikan banyak mengadopsi ajaran dari mashab ini. Salah satu tokoh utamanya, John Watson, bahkan pernah sesumbar bahwa ia bisa membentuk perilaku anak sedemikian rupa sesuai dengan keinginannya, cukup dengan mengubah-ngubah stimulus yang diberikan. Behaviorisme tidak peduli apakah Anda jahat atau baik, rasional atau emosional; menurut mereka, perilaku Anda bisa diubah dengan hanya mengubah lingkungan saja.
Bahkan Watson dan rekannya pernah melakukan sebuah eksperimen yang “sedikit gila”, hanya untuk membuktikan teorinya. Eksperimen ini bermula pada seorang anak kecil, dan diberikan seekor tikus putih kesayangannya. Watson menginginkan suatu perilaku rasa takut muncul pada anak tersebut. Dengan menciptakan suatu kondisi tertentu, diharapkan rasa takut itu muncul pada anak kecil tersebut. Saat Albert, nama anak kecil itu, mulai memegang tikus putih kesayangannya, Albert kemudian diberikan sebuah pukulan keras dan menyakitkan. Saat Albert ingin memegang tikus itu kembali, pukulan yang lebih <br><i>... baca selengkapnya di </i><b><a href='http://www.nomor1.com/udind1183/otak-dan-perilaku.htm'>Otak dan Perilaku Cerita Motivasi dan Inspirasi Nomor 1</a></b>antohttp://www.blogger.com/profile/15418953876672533219noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2722750373984325106.post-48208460181220233502017-09-04T07:01:00.001-07:002017-09-04T07:01:00.246-07:00Wiro Sableng #91 : Tua Gila Dari Andalas<a href='http://www.nomor1.com/udind1183/wiro-sableng-episode-91-tua-gila-dari.htm'><img style='max-width:100%; height:auto' src='http://www.nomor1.com/img/cover/7.jpg' alt='Wiro Sableng #91 : Tua Gila Dari Andalas Cerita Motivasi dan Inspirasi Nomor 1' align='left' hspace='10'></a><br><br>
WIRO SABLENG<br><br>
Pendekar Kapak Maut Naga Geni 212<br><br>
Karya: Bastian Tito<br><br>
Episode : TUA GILA DARI ANDALAS<br><br>
SATU<br><br>
SEORANG bertubuh tinggi besar berkelebat dalam gelapnya malam menuju lereng timur Gunung Singgalang. Di bahu kiri dia me-manggul sesosok tubuh kurus bersimbah darah mulai dari kepala sampai ke badan. Di sebelah belakang dua orang berlari cepat mengikuti si tinggi besar.<br>Di satu pedataran sempit di timer gunung, orang di sebelah depan hentikan larinya. Lalu seperti melemparkan batangan kayu tidak berguna orang ini bantingkan sosok tubuh yang dipanggulnya ke tanah. Dari mulutnya kemudian keluar seruan.<br>"Sabai! Kami datang!" <br><br>
Belum habis gema seruan orang bertubuh tinggi ini tiba-tiba dari arah depan di mana terdapat sebuah goa batu melesat satu bayangan hitam putih! Yang hitam adalah pakaiannya yang berbentuk jubah dalam, seorang yang putih adalah rambutnya yang sepanjang pinggang. Berdiri di hadapan tiga orang yang bare datang di tempat itu, ternyata adalah seorang nenek bermuka putih. Walau wajahnya sudah keriput namun masih kentara tanda-tanda bahwa di masa mudanya perempuan tua ini adalah seorang gadis cantik jelita. Karenanya tidak salah orang menyebutnya Sabai Nan Rancak yang berarti Sabai Yang Cantik.<br><br>
Si nenek pandangi tiga orang lelaki di hadapannya seolah hendak menelan mereka. Tanpa memandang pada sosok tubuh yang melingkar di tanah tak jauh dari tempatnya berdiri <br><i>... baca selengkapnya di </i><b><a href='http://www.nomor1.com/udind1183/wiro-sableng-episode-91-tua-gila-dari.htm'>Wiro Sableng #91 : Tua Gila Dari Andalas Cerita Motivasi dan Inspirasi Nomor 1</a></b>antohttp://www.blogger.com/profile/15418953876672533219noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2722750373984325106.post-65993912067334501362017-09-03T07:36:00.001-07:002017-09-03T07:36:09.317-07:00The Symptom is The Solution<a href='http://www.nomor1.com/udind1183/the-symptom-is-the-solution.htm'><img style='max-width:100%; height:auto' src='http://www.nomor1.com/img/cover/28.jpg' alt='The Symptom is The Solution Cerita Motivasi dan Inspirasi Nomor 1' align='left' hspace='10'></a><p>Judul artikel ini terinspirasi dari pernyataan Milton Erickson (1986), “The symptom is a solution.” Judul di atas sedikit berbeda karena saya mengubah “a” dengan “the” sebagai penekanan bahwa solusi dari satu masalah pasti dapat dicapai melalui simtom yang dialami klien.</p>
<p>Apakah yang dimaksud dengan”the symptom is the solution”?</p>
<p>Adanya suatu masalah disadari dan diketahui karena adanya simtom yang bisa dirasakan, baik pada level fisik maupun pikiran dan atau emosi. Dengan kata lain simtom ini berguna sebagai pemberitahuan resmi kepada diri kita akan adanya masalah yang perlu mendapat perhatian dan diselesaikan.</p>
<p>Simtom yang tidak terlalu mengganggu biasanya kurang mendapat perhatian. Biasanya bila intensitas gangguan yang ditimbulkan simtom telah cukup atau sangat mengganggu aktivitas sehari-hari barulah kita akan memberikan perhatian dan berusaha untuk bisa segera menghilangkan simtom ini.</p>
<p>Simtom ibarat asap. Tidak mungkin ada asap tanpa ada api. Dengan adanya asap kita dapat mencari dan menemukan api yang menjadi sumber munculny <br><i>... baca selengkapnya di </i><b><a href='http://www.nomor1.com/udind1183/the-symptom-is-the-solution.htm'>The Symptom is The Solution Cerita Motivasi dan Inspirasi Nomor 1</a></b>antohttp://www.blogger.com/profile/15418953876672533219noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2722750373984325106.post-43057976532431693242017-08-07T09:36:00.001-07:002017-08-07T09:36:31.716-07:00Berkencan dengan Gagasan<a href='http://www.nomor1.com/udind1183/berkencan-dengan-gagasan.htm'><img style='max-width:100%; height:auto' src='http://www.nomor1.com/img/cover/25.jpg' alt='Berkencan dengan Gagasan Cerita Motivasi dan Inspirasi Nomor 1' align='left' hspace='10'></a><p>Kalau aktivitas menulis itu kita ibaratkan makan, maka sebelum makan perlu dipersiapan alat perlengkapannya. Menata meja, piring-sendok-garpu, menempatkan makanan pokok dan lauk pauknya, serta menuangkan minuman adalah bagian dari persiapan itu.</p>
<p>Kalau menulis itu ibarat pacaran, maka perlu dilakukan berbagai pendekatan kepada kawan yang ditaksir sebelum pacaran. Membuat janji bertemu, jalan bersama, ngobroll tentang sejumlah suka dan duka boleh jadi merupakan bagian dari proses menjadi pacar.</p>
<p>Dalam kegiatan menulis, persiapan alias prewriting itu mencakup soal penentuan target pembaca yang dituju (spesifik/umum; rentang usia; status sosial ekonomi; jenis kelamin, jenjang pendidikan, dsb); memilih jenis tulisan yang akan dibuat apakah ringan (artikel, feature, cerpen), semiberat (makalah, modul program, novellet), atau berat (buku, novel, yang memerlukan “nafas panjang”); menentukan cara penyajian yang serius, semi-ilmiah, atau ilmiah/akademis.</p>
<p>Buat saya, persiapan menulis ini ibarat be <br><i>... baca selengkapnya di </i><b><a href='http://www.nomor1.com/udind1183/berkencan-dengan-gagasan.htm'>Berkencan dengan Gagasan Cerita Motivasi dan Inspirasi Nomor 1</a></b>antohttp://www.blogger.com/profile/15418953876672533219noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2722750373984325106.post-89715355664257938952017-08-01T22:09:00.001-07:002017-08-01T22:09:50.451-07:00Lima Jari Berdoa<a href='http://www.nomor1.com/udind1183/lima-jari-berdoa.htm'><img style='max-width:100%; height:auto' src='http://www.nomor1.com/img/cover/17.jpg' alt='Lima Jari Berdoa Cerita Motivasi dan Inspirasi Nomor 1' align='left' hspace='10'></a><p>ILUSTRASI : Lima Jari Berdoa</p>
<p></p>
<p></p>
<p>JARI JEMPOL</p>
<p>Jari ini adalah yang paling dekat dengan Anda, ketika Anda sedang melipat tangan dan berdoa. Jadi, mulailah berdoa bagi orang-orang yang sangat akrab dan dekat dengan Anda. Sebutkan nama-nama mereka yang Anda kenal dengan baik. Bagi CS. Lewis, mendoakan orang-orang yang kita kasihi adalah "a sweet duty."</p>
<p></p>
<p></p>
<p>JARI TELUNJUK</p>
<p>Jari berikutnya adalah si telunjuk. Doakan bagi mereka yang mengajar. Ini termasuk hamba-hamba Tuhan, guru, dokter, dan para pendidik lainnya. Mereka butuh dukungan dan hikmat, agar dapat menunjukkan arah yang tepat bagi mereka yang membutuhkan jasa mereka. Doakan mereka selalu.</p>
<p></p>
<p></p>
<p>JARI TENGAH</p>
<p>Ini jari yang paling tinggi, berarti kita harus ingat pada para pemimpin bangsa. Doakan presiden hingga para pejabat dibawahnya. Doakan para pemimpin organisasi sosial maupun bisnis. Mereka sering mempengaruhi bangsa kita dan membimbing opini publik. Mereka sangat butuh bantuan dariNya.</p>
<p></p>
<p></p>
<p>JARI MANIS</p>
<p>Jari keempat adalah jari yang paling lemah. Nah, guru piano pun <br><i>... baca selengkapnya di </i><b><a href='http://www.nomor1.com/udind1183/lima-jari-berdoa.htm'>Lima Jari Berdoa Cerita Motivasi dan Inspirasi Nomor 1</a></b>antohttp://www.blogger.com/profile/15418953876672533219noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2722750373984325106.post-13820547656645664762017-07-19T10:09:00.001-07:002017-07-19T10:09:22.896-07:00Kho Ping Hoo - BKS#08 - Sepasang Pedang Iblis
<a href='http://www.nomor1.com/udind1183/kho-ping-hoo-bks08-sepasang-pedang-iblis.htm'><img style='max-width:100%; height:auto' src='http://www.nomor1.com/img/cover/10.jpg' alt='Kho Ping Hoo - BKS#08 - Sepasang Pedang Iblis
Cerita Motivasi dan Inspirasi Nomor 1' align='left' hspace='10'></a>Sepasang Pedang Iblis<br><br>
Seri : Bu Kek Siansu #08<br><br>
Karya : Asmaraman S Kho Ping Hoo<br><br>
Kuil tua itu berdiri di tepi Sungai Fen-ho, di lembah antara Pegunungan Tai-hang-san dan Lu-liang-san, di sebelah selatan kota Taigoan. Sunyi sekali keadaan di sekitar tempat itu, sunyi dan kuno sehingga kuil yang amat kuno dan sudah bobrok itu cocok sekali dengan keadaan alam yang sunyi dan liar di sekelilingnya. Biasanya, kuil ini kosong dan bagi yang percaya, tempat seperti itu paling cocok menjadi tempat tinggal setan iblis dan siluman.<br><br>
Akan tetapi, pada sore hari itu, keadaan di sekeliling kuil tampak amat menyeramkan karena ada bayangan-bayangan yang berkelebatan, begitu cepat gerakan bayangan-bayangan itu sehingga agaknya iblis-iblis sendiri yang sedang sibuk mengadakan persiapan sesuatu. Akan tetapi kalau diperhatikan, bayangan-bayangan itu sama sekali bukanlah setan melainkan manusia-manusia, sungguhpun manusia-manusia yang menyeramkan karena mereka yang berjumlah lima orang itu bertubuh tinggi besar, bersikap kasar dan berwajah liar. Gerakan mereka tidak seperti orang biasa, karena selain cepat juga membayangkan kekuatan yang jauh lebih daripada manusia-manusia biasa. Golok besar yang terselip di punggung dan golok lima orang tinggi besar itu menandakan bahwa mereka adalah orang-orang yang sudah biasa mempergunakan kekerasan mengandalkan ilmu silat dan senjata mereka.<br><br>
Memang sesungguhnyalah bahwa lima orang tinggi besar <br><i>... baca selengkapnya di </i><b><a href='http://www.nomor1.com/udind1183/kho-ping-hoo-bks08-sepasang-pedang-iblis.htm'>Kho Ping Hoo - BKS#08 - Sepasang Pedang Iblis
Cerita Motivasi dan Inspirasi Nomor 1</a></b>antohttp://www.blogger.com/profile/15418953876672533219noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2722750373984325106.post-45246453598079719872017-07-17T10:45:00.001-07:002017-07-17T10:45:56.311-07:00Kerja Pemimpin<a href='http://www.nomor1.com/udind1183/kerja-pemimpin.htm'><img style='max-width:100%; height:auto' src='http://www.nomor1.com/img/cover/15.jpg' alt='Kerja Pemimpin Cerita Motivasi dan Inspirasi Nomor 1' align='left' hspace='10'></a><p>
Kita paham bahwa kepemimpinan bukanlah posisi atau jabatan. Karena itu pejabat, mereka yang memangku jabatan, belum tentu pantas di sebut pemimpin. Lihat saja sejumlah pejabat yang turun dari jabatannya, entah karena diturunkan atau pensiun, sebagian malah jadi pesakitan di mata hukum karena terkait korupsi; sebagian lagi mengalami post-power sindrom. Kalau ia benar-benar pemimpin, tanpa jabatan pun banyak orang akan tetap mengikutinya. Bahkan untuk pemimpin besar sekaliber Bung Karno, Bung Hatta, dan Bung Syahrir, setelah mereka wafat pun banyak orang masih dengan bangga mengaku sebagai pengikut setianya.</p>
<p>Kita paham bahwa kepemimpinan adalah pekerjaan. Cara menjadi pemimpin itu sederhana saja: kerjakanlah pekerjaan yang hanya pemimpin memilih melakukan jenis pekerjaan semacam itu; mereka yang bukan pemimpin akan menjauhi pekerjaan itu. Dan untuk itu tidak diperlukan apa-apa kecuali diri sendiri. Kekayaan besar tidak diperlukan, sebab pemimpin yang tidak kaya juga melegenda. Mahatma Gandhi, Bunda Teresa, dan Nelson Mandela adalah contohnya. Ketiganya juga m <br><i>... baca selengkapnya di </i><b><a href='http://www.nomor1.com/udind1183/kerja-pemimpin.htm'>Kerja Pemimpin Cerita Motivasi dan Inspirasi Nomor 1</a></b>antohttp://www.blogger.com/profile/15418953876672533219noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2722750373984325106.post-79646548857019737192017-07-12T21:36:00.001-07:002017-07-12T21:36:11.326-07:00Pria, Cinta dan Matahari<a href='http://www.nomor1.com/udind1183/pria-cinta-dan-matahari.htm'><img style='max-width:100%; height:auto' src='http://www.nomor1.com/img/cover/24.jpg' alt='Pria, Cinta dan Matahari Cerita Motivasi dan Inspirasi Nomor 1' align='left' hspace='10'></a><p>Seorang wanita bertanya pada seorang pria tentang cinta dan harapan. </p>
<p>Wanita berkata ingin menjadi bunga terindah di dunia dan pria<br>
berkata ingin menjadi matahari.</p>
<p>Wanita tidak mengerti kenapa pria ingin jadi matahari, bukan kupu<br>
kupu atau kumbang yang bisa terus menemani bunga.</p>
<p>Wanita berkata ingin menjadi rembulan dan pria berkata ingin tetap<br>
menjadi matahari. Wanita semakin bingung karena matahari dan bulan<br>
tidak bisa bertemu, tetapi pria ingin tetap jadi matahari.</p>
<p>Wanita berkata ingin menjadi burung Phoenix yang bisa terbang ke langit<br>
jauh di atas matahari dan pria berkata ia akan selalu menjadi<br>
matahari.</p>
<p>Wanita tersenyum pahit dan kecewa. Wanita sudah berubah 3x namun<br>
pria tetap keras kepala ingin jadi matahari tanpa mau ikut berubah<br>
bersama wanita. Maka wanita pun pergi dan tak pernah lagi kembali<br>
tanpa pernah tahu alasan kenapa pria tetap menjadi matahari.</p>
<p>Pria merenung sendiri dan menatap matahari.</p>
<p>Saat wanita jadi bunga, pria ingin menjadi matahari agar bunga dapat<br>
terus hidup. Matahari akan memberikan semua sinarnya untuk bunga<br>
agar ia tumbuh, berkembang dan ter <br><i>... baca selengkapnya di </i><b><a href='http://www.nomor1.com/udind1183/pria-cinta-dan-matahari.htm'>Pria, Cinta dan Matahari Cerita Motivasi dan Inspirasi Nomor 1</a></b>antohttp://www.blogger.com/profile/15418953876672533219noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2722750373984325106.post-13270908114459776262017-07-02T00:36:00.001-07:002017-07-02T00:36:33.138-07:00Dunia Baru dalam Kertas Lipat<a href='http://www.nomor1.com/udind1183/dunia-baru-dalam-kertas-lipat.htm'><img style='max-width:100%; height:auto' src='http://www.nomor1.com/img/cover/30.jpg' alt='Dunia Baru dalam Kertas Lipat Cerita Motivasi dan Inspirasi Nomor 1' align='left' hspace='10'></a><p>Di sini aku berusaha menuliskan beberapa kata dari secarik kertas pelangi yang berisi dengan penuh pengharapan. Harapan yang tak akan tinggal sebagai bulatan kertas yang terobek secara percuma, yeah aku akan berusaha wujudkan dengan cita cita.</p>
<p>“Mama minta kelak kamu menjadi orang yang berhasil nanti,” mencoba menahan air mata yang akan keluar dari pelupuk mata.<br />
Aku tercenung, seakan kata itu menelusuri lubuk hati dan mengikat prinsip bahwa aku selayaknya menjadi seseorang yang lebih baik, namun aku bingung harus memulai dari mana. </p>
<p>Saat di Kampus,<br />
“Hey, nglamun mulu?! Pikiran lu jangan kamu kosongin, bahaya ntar say!”<br />
“Aaaahhh, apaan sih, orang lagi merancang cita-cita juga, ganggu aja!”<br />
Temanku hanya menggeleng gelengkan kepalanya.</p>
<p>Aku bersekolah di institusi kesehatan yang cukup bagus. Memang tak pernah tersirat untuk berpikir bahwa aku dilahirkan untuk menjadi seorang yang bisa merawat pasien apapun kondisinya yang entah membuat aku terasa mual atau tidak, layaknya perawat harus membutuhkan hati yang <br><i>... baca selengkapnya di </i><b><a href='http://www.nomor1.com/udind1183/dunia-baru-dalam-kertas-lipat.htm'>Dunia Baru dalam Kertas Lipat Cerita Motivasi dan Inspirasi Nomor 1</a></b>antohttp://www.blogger.com/profile/15418953876672533219noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2722750373984325106.post-47809492726476981032017-06-19T21:27:00.001-07:002017-06-19T21:27:46.139-07:00Cinta Monyet<a href='http://www.nomor1.com/udind1183/cinta-monyet.htm'><img style='max-width:100%; height:auto' src='http://www.nomor1.com/img/cover/13.jpg' alt='Cinta Monyet Cerita Motivasi dan Inspirasi Nomor 1' align='left' hspace='10'></a><p>Namaku Nur, Aku mempunyai Sahabat yang bernama Aini, Kita bersahabat dari kita kecil, semua rasa sudah kita lalui bersama, manis, pahit hidup selalu kita lalui bersama, tapi aku selalu ingin menjadi Aini karena dia selalu apa adanya, aku senang mempunyai sahabat seperti dia. Dia selalu mengutamakan orang lain dibanding diri sendiri, meskipun Aini tidak mempunyai ibu karena ibunya telah meninggal sejak dia lahir tapi dia tak pernah menganggap kesedihan itu ada.</p>
<p>Karena dari kecil kita selalu bersama, akhirnya orang tua kita pun menyehkolakan kita bersama di satu sekolah, tak di rumah maupun di sekolah kami selalu menghabiskan waktu bersama, karena Aini mempunyai sifat pemberani. Jadi dia selalu menjagaku, aku tak bisa bila tanpa dia. Tiap dia sakit aku selalu berpura-pura sakit juga biar kita gak masuk sekolah bareng, heehehehe.</p>
<p>Hamir 6 tahun sudah kita bersama, kita pun mulai berbicara mengenai lawan jenis kita, meski kita tak mengerti apa itu cinta tapi kita berusaha mencari tau, aku memiliki IQ diatas nilai <br><i>... baca selengkapnya di </i><b><a href='http://www.nomor1.com/udind1183/cinta-monyet.htm'>Cinta Monyet Cerita Motivasi dan Inspirasi Nomor 1</a></b>antohttp://www.blogger.com/profile/15418953876672533219noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2722750373984325106.post-14434902774960194232017-06-05T17:27:00.001-07:002017-06-05T17:27:42.416-07:00Ilalang dan Rumah Laba Laba<a href='http://www.nomor1.com/udind1183/ilalang-dan-rumah-laba-laba.htm'><img style='max-width:100%; height:auto' src='http://www.nomor1.com/img/cover/28.jpg' alt='Ilalang dan Rumah Laba Laba Cerita Motivasi dan Inspirasi Nomor 1' align='left' hspace='10'></a><p>Kehidupan yang keras seolah menjadi tantangan dalam hidup Rina dan kakaknya Rani. Tinggal di tengah hutan dan jauh dari keramaian dan hiruk pikuk kehidupan masyarakat. Kehidupannya hanya bergantung dari apa yang ada di sekeliling tempat tinggalnya. Untuk bisa mendapatkan beras ia harus rela berjalan sejauh kurang lebih 3 km. Itu pun kalau mereka mampu membeli beras.</p>
<p>Semangat belajarnya sungguh luar biasa. Kehidupan yang sederhana dan serba pas-pasan, begitu besar dan berat perjuangan orangtuanya demi menyekolahkan anak-anaknya. Rina dan kakaknya bertekad ingin bangkit dari kehidupan yang serba sulit. Ia ingin seperti teman-temannya, hidup dalam keramaian dan banyak teman. Bukan malah menyendiri di tengah hutan</p>
<p>Setiap pagi ia menyusuri jalan nan panjang dan penuh tantangan, agar ia sampai ke sekolahnya. Sebuah sepeda mini bekas yang di belikan oleh ayahnya lah yang menjadi teman setia mereka. Saat musim hujan tiba, jalanan selalu becek dan banyak lumpur yang menjerat sepeda kesayangan mereka. Sepeda berwarna merah kusam dengan warna yang memudar, tak pernah mengeluh tatkala harus bermandikan lumpur.</p>
<p>Pagi ini, Rina dan Rani siap berangkat sekolah. Hujan semalam, pasti akan menyisakan tantangan tersendiri dalam perjalan ke sekolah nanti. “Kak, kalau bajuku kotor, nanti teman-teman pasti akan menertawakanku.” Kata Rina dengan wajah cemberut kebingungan. Rani kakaknya hanya tersenyum. “Sudahlah.. adikku yang ma <br><i>... baca selengkapnya di </i><b><a href='http://www.nomor1.com/udind1183/ilalang-dan-rumah-laba-laba.htm'>Ilalang dan Rumah Laba Laba Cerita Motivasi dan Inspirasi Nomor 1</a></b>antohttp://www.blogger.com/profile/15418953876672533219noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2722750373984325106.post-77087697889442601282017-05-20T17:28:00.001-07:002017-05-20T17:28:07.060-07:00Menjaga Harapan<a href='http://www.nomor1.com/udind1183/menjaga-harapan.htm'><img style='max-width:100%; height:auto' src='http://www.nomor1.com/img/cover/16.jpg' alt='Menjaga Harapan Cerita Motivasi dan Inspirasi Nomor 1' align='left' hspace='10'></a><p><em>“In all things it is better to hope than to despair. – Dalam segala hal, selalu lebih baik jika memiliki harapan daripada putus harapan.”</em>
Johan Wolfgang von Goethe.</p>
<p>Ide tulisan ini terinspirasi oleh kisah dua orang pria yang sedang sakit. Keduanya dirawat di dalam ruangan yang sama. Salah satu pasien yang berada di dekat jendela senang menceritakan tentang banyak hal menyenangkan yang ia saksikan di luar jendela. Pasien yang berada di ranjang lain dan hanya dapat berbaring merasa senang dan hidupnya terasa lebih berwarna oleh cerita-cerita tersebut, karena seakan dapat melihat dunia yang indah.</p>
<p>Pasien yang senang bercerita itu tidak lama kemudian meninggal dunia. Lalu pasien yang hanya dapat berbaring itu mendapat kesempatan berbaring di ranjang yang berdekatan dengan jendela, tetapi ia kaget karena di balik jendela itu hanyalah dinding kosong belaka. Iapun mencoba menanyakan hal tersebut. <em>“(Cerita-ceritanya) Itu mungkin hanya ingin membesarkan hati A <br><i>... baca selengkapnya di </i><b><a href='http://www.nomor1.com/udind1183/menjaga-harapan.htm'>Menjaga Harapan Cerita Motivasi dan Inspirasi Nomor 1</a></b>antohttp://www.blogger.com/profile/15418953876672533219noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2722750373984325106.post-57001035666049843532017-05-20T16:19:00.001-07:002017-05-20T16:19:12.005-07:00Pertanyaan Terpenting<a href='http://www.nomor1.com/udind1183/pertanyaan-terpenting.htm'><img style='max-width:100%; height:auto' src='http://www.nomor1.com/img/cover/22.jpg' alt='Pertanyaan Terpenting Cerita Motivasi dan Inspirasi Nomor 1' align='left' hspace='10'></a><p>Namaku Riri, aku saat ini sedang kuliah semester akhir di sebuah universitas negeri. Aku kuliah disebuah jurusan yang cukup favorit, yaitu jurusan Kedokteran. Sebuah jurusan ? yang aku yakini ? dapat membuat hidupku lebih baik di masa mendatang.</p>
<p></p>
<p>Bukan kehidupan yang hanya untukku, tetapi juga buat keluargaku yang telah susah payah mengumpulkan uang ? agar aku dapat meneruskan dan meluluskan kuliahku. Kakakku juga rela untuk tidak menikah tahun ini, karena ia harus menyisihkan sebagian gajinya untuk membiayai tugas akhir dan biaya-biaya laboratoriumku yang cukup tinggi.</p>
<p></p>
<p>Hari ini adalah hari ujian semesteranku. Mata kuliah ini diampu oleh dosen yang cukup unik, dia ingin memberikan pertanyaan-pertanyaan ujian secara lisan. ?Agar aku bisa dekat dengan mahasiswa.? katanya beberapa waktu lalu.</p>
<p></p>
<p>Satu per satu pertanyaan pun dia lontarkan, kami para mahasiswa berusaha menjawab pertanyaan itu semampu mungkin dalam kertas ujian kami. Ketakutanku terjawab hari ini, 9 pertanyaan yang dilontarkannya lumayan mudah untuk dijawab. Jawaban demi jawaban pun dengan lancar aku tulis di lembar jawabku.</p>
<p></p>
<p>Tinggal pertanyaan ke-10.</p>
<p></p>
<p>?Ini pertanyaan terakhir.? kata dosen itu.</p>
<p></p>
<p>?Coba tuliskan nama ibu tua yang setia membersihkan ruangan ini, bahkan seluruh ruangan di gedung Jurusan ini !? katanya.</p <br><i>... baca selengkapnya di </i><b><a href='http://www.nomor1.com/udind1183/pertanyaan-terpenting.htm'>Pertanyaan Terpenting Cerita Motivasi dan Inspirasi Nomor 1</a></b>antohttp://www.blogger.com/profile/15418953876672533219noreply@blogger.com0